Serang Rusia, AS dan Jerman Kirim Tank Pembunuh ke Ukraina
Trans7News, Jakarta – Jerman dan Amerika Serikat akan memasok sejumlah kendaraan tempur infanteri Marder dan Bradley dalam beberapa pekan ke Ukraina.
Dilansir dari AFP, Sabtu (7/1/2023), Presiden AS, Joe Biden dan Kanselir Jerman, Olaf Scholz mengumumkan pada hari Kamis lalu bahwa kedua negara mereka akan mengirimkan kendaraan tempur infanteri bersenjata lengkap untuk membantu Ukraina mengusir invasi Rusia.
Kelompok HAM Protes Arab Saudi Jebloskan Admin Wikipedia ke Penjara
Juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Hebestreit pada hari Jumat mengatakan sekitar 40 Marder akan dikirim. Jumlah itu, kata dia, akan cukup untuk melengkapi satu batalion.
“Ke-40 kendaraan ini akan siap pada kuartal pertama sehingga dapat diserahkan ke Ukraina,” katanya, seraya menambahkan bahwa pelatihan bagi tentara Ukraina untuk menggunakan kendaraan tersebut akan diberikan di Jerman.
Bantuan dari AS
Warga China Positif Covid 19 Malah Kabur dari Karantina Bandara Korsel
Juru bicara Kementerian Pertahanan AS, Pat Ryder, mengumumkan bantuan militer tersebut pada Kamis (5/1).
Menurut laporan Reuters, paket bantuan itu mencakup 50 Bradley – yang biasanya dipersenjatai dengan meriam otomatis 25 mm, senapan mesin 7,62 mm dan rudal anti-tank, sedangkan Jerman akan mengirim Marder.
Kiev juga akan menerima pelatihan dan dukungan pemeliharaan untuk mengoperasikan senjata tersebut.
“Itu jelas [kendaraan] lapis baja yang bisa memindahkan infanteri mekanis ke pertempuran untuk mendukung operasi pertahanan dan penyerangan,” ujar Ryder, seperti dikutip Russia Today.
Ia juga mengatakan senjata tersebut memiliki daya tembak dan pelindung besi yang dapat melindungi pengguna dari pertempuran.
“Ini bukan sekadar tank, tapi tank pembunuh,” ucap Ryder.
Ukraina telah lama meminta persenjataan yang lebih berat, termasuk tank, yang memungkinkannya untuk melakukan serangan, namun Negara-negara Barat enggan, dengan alasan takut terseret ke dalam perang atau memprovokasi Rusia.
Tapi Ukraina telah membangun momentum dan negara-negara Barat telah memperluas jangkauan senjata yang disediakan.
Rusia Mengecam
Merespons rencana itu, Kedutaan Besar Rusia di Berlin pada hari Jumat mengutuk langkah Jerman. Rusia menilai pengiriman baru yang direncanakan sebagai “langkah lebih lanjut menuju eskalasi konflik di Ukraina”.
“Sangat sinis bahwa keputusan ini diambil sesaat sebelum Natal Ortodoks dengan latar belakang gencatan senjata yang diumumkan secara sepihak oleh Presiden Rusia (Vladimir Putin),” katanya.