India Menetapkan Aturan, Tahun Depan iPhone Gunakan USB C
Trans7News, India – Pemerintah India telah menetapkan aturan yang mewajibkan smartphone, termasuk iPhone, serta perangkat mobile lainnya menggunakan soket (port) pengisian daya kabel yang seragam, yaitu USB Type-C.
Dengan begitu, India menjadi negara pertama yang mengikuti jejak Uni Eropa soal penetapan aturan konektor universal berupa USB Type-C untuk perangkat smartphone yang dipasarkan di wilayah tersebut.
Sekretaris Urusan Konsumen India Rohit Kumar Singh menegaskan, negaranya yang notabene pasar smartphone terbesar kedua di dunia, akan mengikuti Eropa soal penggunaan USB C ini.
“Di India, aturan penggunanaan USB Type-C akan dimulai tiga bulan setelah Uni Eropa, karena (dengan begitu) pembuat ponsel dan elektronik memiliki rantai pasokan global dan mereka tidak memasok (perangkat elektronik ber-USB C) ke India saja,” kata Rohit Kumar Singh.
Menurut laporan The Register, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Senin (2/1/2023), kewajiban penggunaan USB-C di India bakal berlaku efektif pada Maret 2025.
Namun, Singh secara terpisah juga mengatakan aturan tersebut paling lambat berlaku efektif enam bulan setelah aturan USB C di Eropa telah efektif. Sebagaimana diwartakan sebelumnya, perangkat elektronik yang dijual di 27 negara Eropa wajib menggunakan port USB Type-C pada akhir tahun 2024.
Melansir dari keterangan resmi pemerintah India, perangkat yang wajib menggunakan USB C adalah smartphone, tablet, dan lain-lain, yang belum dirincikan lebih lanjut. Pemerintah juga akan membentuk sub-grup untuk membahas penyeragaman port perangkat wearable, seperti smartwatch, smartband, dll.
Sementara itu di Eropa, setidaknya ada 11 jenis perangkat elektronik yang diwajibkan menggunakan port USB C mulai 2024, sebagai berikut:
– Smartphone
– Laptop
– Tablet
– Kamera digital
– Earbud/True Wireless Stereo
– E-reader
– Headphone dan headset
– Konsol game portable
– Speaker portable
– Keyboard
– Mouse
Khusus laptop, Parlemen Eropa menetapkan bahwa vendor laptop diberikan waktu 40 bulan atau sekitar 3 tahun 4 bulan untuk mematuhi kewajiban tersebut.
Ini artinya, bila aturan berlaku efektif sesuai yang direncanakan, seluruh laptop yang dijual di Eropa harus sudah menggunakan port USB C untuk pengisian daya mulai tahun 2025 mendatang.
Beberapa vendor laptop seperti Apple, Dell, Asus, serta Lenovo sudah mulai membekali beberapa lini produknya dengan pengisian daya USB-C. Sebagian besar pabrikan smartphone, terutama perangkat dengan sistem operasi (OS) Android, telah beralih ke konektor USB-C. Sebut saja seperti Samsung, Xiaomi, Oppo, Vivo, Realme, dan lainnya.
Hal itu dikarenakan USB Type-C memiliki beberapa keunggulan dibanding konektor USB lainnya. Pertama, USB-C memiliki sifat reversible. Artinya, pengguna bisa dengan mudah membolak-balik kepala kabel USB Type-C jika ingin memasukkannya ke lubang konektor smartphone.
Kedua, USB Type-C sudah mendukung teknologi USB hingga versi 3.1 Gen 2 dengan kecepatan transfer data hingga 10 Gbps. Meski begitu, masih ada juga beberapa model smartphone entry-level dari sejumlah vendor yang menyematkan port Micro USB.
Apple juga masih setia membekali perangkat bikinannya, terutama lini iPhone dengan port Lightning.
Namun, setelah undang-undang “USB C” ini berlaku dalam dua hingga tiga tahun ke depan, seluruh merek perangkat elektronik yang dipasarkan di wilayah Eropa, termasuk iPhone, harus menggunakan charger USB Type-C.
Artinya, Apple harus benar-benar meninggalkan port Lightning dan beralih ke USB-C bila tetap ingin memasarkan iPhone, iPad, MacBook, dan produk lain bikinannya di negara-negara Uni Eropa.
iPhone selanjutnya dipastikan pakai USB C
Sempat menolak aturan penyeragaman port USB C, Apple akhirnya mengonfirmasi pihaknya akan menggunakan USB-C pada iPhone baru generasi mendatang.
Dalam wawancara di WSJ Tech Live Conference yang digelar Wall Street Journal, Senior Vice President Marketing global Apple, Greg Joswiak berkata bahwa Apple akan mematuhi undang-undang Uni Eropa.
“Kami tidak punya pilihan… Seperti yang kami lakukan di berbagai negara, (Apple akan) mematuhi undang-undang setempat,” kata Joswiak.
Meski begitu, belum jelas iPhone generasi berapa yang akan dibekali port USB Type-C untuk pertama kalinya.
Apple sebenarnya keberatan dengan aturan tersebut. Sebagai upaya negosiasi, Apple sempat menawarkan regulator Uni Eropa opsi lain, yaitu dengan menyertakan kabel USB dalam paket penjualan iPhone.
Namun USB tersebut dirancang memiliki port USB-C di satu sisi dan lightning di sisi lainnya. Akan tetapi, opsi itu tampaknya tak mampu merayu parlemen di Uni Eropa, sehingga Apple tak memiliki pilihan lain selain mematuhi aturan baru itu.
Apple tampaknya sudah mulai bersiap mengikuti aturan standar konektor universal yang bakal berlaku efektif di Uni Eropa pada 2024 dan India pada 2025. Pasalnya, Apple juga mantap beralih menggunakan port USB Type-C di iPad 10.
Sebelum-sebelumnya, Apple masih menggunakan port Lighting untuk iPad entry-level, seperti iPad 9, misalnya.
Dengan ini, Apple benar-benar sepenuhnya meninggalkan port Lightning dan menyematkan USB Type-C untuk semua seri iPad bikinannya. Sebelum iPad entry-level, iPad Pro menjadi seri yang paling pertama beralih menggunakan USB C pada 2018. Lalu disusul oleh iPad Air pada 2020.
iPad Mini juga meninggalkan port Lighting dan beralih menggunakan USB Type-C pada 2021.
Konsumen disebut bakal hemat Rp 3,8 triliun
Parlemen Uni Eropa mengungkapkan bahwa aturan soal port pengisian daya umum untuk perangkat elektronik yang dijual di Eropa itu dirancang untuk membantu mengurangi limbah elektronik.
“Undang-undang ini merupakan bagian dari upaya UE yang lebih luas untuk membuat produk di UE lebih berkelanjutan, mengurangi limbah elektronik, dan membuat hidup konsumen lebih mudah,” tulis Parlemen Eropa.
Anggota Parlemen EU, Malta Alex Agius Saliba mengungkapkan, adapter pengisi daya yang dibuang dan tidak digunakan diperkirakan mewakili sekitar 11.000-15.000 ton limbah elektronik setiap tahunnya.
Nah, secara teori, jika semua smartphone dan perangkat elektronik menggunakan port USB C yang praktis dan universal itu, konsumen hanya membutuhkan minimal satu buah charger untuk dipergunakan ke beberapa perangkat.
Sehingga pengguna tak perlu membeli adapter charger baru ketika memiliki perangkat elektronik anyar. Dari sisi materi, aturan baru ini akan membantu konsumen di Eropa menghemat hingga 250 juta euro (setara Rp 3,8 triliun) per tahun untuk pembelian adapter charger yang tidak perlu.