Polisi Brasil Ringkus 1200 Pendukung Bolsonaro, Akibat Kisruh Demo di Istana
Trans7News, Brasil – Sebanyak 1200 pelaku aksi unjuk rasa yang merupakan pendukung mantan mantan Presiden Jair Bolsonaro ditangkap oleh polisi anti-huru hara Brasil.
Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva menginstruksikan kepolisian segera menindak pada pedemo yang menyerbu Istana Kepresidenan Planalto, Mahkamah Agung serta gedung parlemen.
Mendapat Ancaman Bom Pesawat Jetstar Mendarat Darurat di Nagoya
Ratusan personel kepolisian pun telah mengepung kamp para pedemo yang berada di luar Markas Militer Brasilia.
Pendukung Bolsonaro berkumpul di depan markas militer beberapa pekan terakhir dengan harapan meyakinkan militer untuk melancarkan kudeta terhadap Presiden Lula.
Sementara itu, Ketua Mahkamah Agung Federal Brasil, Alexandre de Moraes memerintahkan angkatan bersenjata untuk membongkar semua kamp pendukung Bolsonaro di seluruh negeri dalam waktu 24 jam.
Iran Kembali Hukum Mati 3 Orang, Kali Ini Terkait Demo Mahsa Amini
Ia menyerukan polisi untuk menangkap dan memenjarakan pengunjuk rasa yang masih tersisa di kamp.
Mr de Moraes juga memerintahkan gubernur Brasilia, Ibaneis Rocha, untuk dicopot dari kantornya selama 90 hari karena dianggap tidak dapat menjaga keamanan.
“Setiap orang yang berpartisipasi atau mendanai ‘kejahatan serius’ (unjuk rasa) pada hari Minggu ini, sedang diidentifikasi dan setiap orang akan diadili secepatnya pada hari Senin atau beberapa hari mendatang,” kata Menteri Kehakiman Brasil Flávio Dino, seperti dikutip Independent, Senin (9/1).
Dino menambahkan bahwa pihak berwenang telah mengidentifikasi plat nomor bus yang membawa “penjahat” ke Brasília.
Sebelumnya, para pendukung eks presiden Jair Bolsonaro itu menerobos blokade hingga masuk ke tiga gedung institusi penting, yaitu Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan Planalto di Brasilia.
Berdasarkan keterangan media lokal yang dikutip Reuters, sekitar 3 ribu orang terlibat dalam demonstrasi dan kerusuhan ini.
Para demonstran menyuarakan penolakan mereka atas hasil putaran kedua pemilihan presiden pada 30 Oktober lalu.
Melansir CNNIndonesia, dalam pemilu itu, Luiz Inacio Lula da Silva menang tipis atas Bolsonaro. Lula pun dilantik menjadi presiden pada 1 Januari lalu.
Bolsonaro selama ini skeptis dengan kredibilitas sistem pemungutan suara di negara tersebut. Pendukung garis kerasnya pun ikut mempertanyakan hasil pemilu.
Sejumlah video yang tersebar di berbagai jejaring sosial menunjukkan para demonstran menjebol pintu dan jendela gedung, kemudian merusak ruangan-ruangan di dalamnya.
Di tengah kekacauan tersebut, Lula meneken dekrit intervensi federal di Brasilia. Dekrit ini memberi kekuasaan khusus bagi pemerintah untuk memulihkan hukum dan ketertiban di ibu kota.
“Para fanatik fasis melakukan yang tak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah negara ini. Kami akan memburu para vandal tersebut, dan mereka akan dijatuhi hukuman setimpal,” ucap Lula.
(AK47)