Pemerintah Negosiasi Ke China Yang Minta APBN Jadi Jaminan Utang Proyek KCJB
Trans7News, Jakarta – Pemerintah China meminta jaminan berupa APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dalam bentuk penetapan anggaran tetap untuk membayar hutang Indonesia kepadanya pada proyek Kereta cepat Jakarta Bandung (KCJB). Pemerintah Indonesia sedang mencoba negosiasi untuk mencegah hal tersebut.
APBN jadi jaminan utang proyek KCJB ini disampaikan oleh Deputi Koordinasi Pertambangan dan Investasi Kemenko Marves Septian Hario.
Seto menyebut pemerintah China ingin jaminan atas keamanan dana yang mereka gelontorkan kepada pemerintah Indonesia dengan menjamin pembayarannya dengan membuat anggaran di APBN. Sementara Indonesia ingin jaminan hutang ditanggung oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII).
“Ini tentang penjaminannya selama ini kita ada PII ya, mereka maunya penjaminan dari APBN jadi jaminan utang langsung, kita sedang mencoba negosiasi tentang hal itu” terang Seto pada Senin (10/4).
Seto menjelaskan lebih lanjut, pemerintah China memang memberi pinjaman kepada PT KAI sebagai pemimpin konsorsium Indonesia di KCIC, uang pinjaman diserahkan kepada KCIC yang bertanggung jawab atas pembuatan dan operasional KCJB.
Baca Juga : Vladimir Putin Minta Aparatnya Untuk Menangkap Jurnalis Amerika Serikat
Jumlah cost overrunnya sebanyak Rp 18,2 Triliun, pemerintah akan sertakan suntikan dana PMN (Penyertaan Modal Negara) sebanyak Rp 3,2 Triliun dan sisanya dari hutang termasuk dari China oleh Development Bank China (CBD).
Menko Marives Luhut Panjaitan menambahkan pemerintah Indonesia memang masih proses negosiasi untuk APBN jadi jaminan utang proyek KCJB tersebut juga membahas suku bunganya untuk kenaikan biaya dalam proyek KCJB.
Teknis kedua negara sudah sepakat nilai cost overrun sebesar Rp 18,2 Triliun dimana sedang difinalkan suku bunganya.
“Terkait pinjaman untuk PT KAI ini sedang kami finalkan negosiasi soal suku bunganya, suku bunga sudah turun dari 4% sekarang kita ingin bunga lebih rendah lagi, kita lihat, InsyaAllah akan beres” tambah Luhut.
China menawarkan suku bunga 3,4% untuk pinjaman USD 560 juta, namun pemerintah Indonesia berharap bunga bisa diturunkan jadi 2%. “Kemarin China sudah mau beri pinjaman dengan bunga di bawah 4% yaitu 3,4 % tapi kita mau lebih rendah lagi” pungkas Luhut.
Luhut mengklaim pemerintah tidak punya masalah dengan kemampuan bayar dan suku bunga dari China ini juga jauh lebih rendah dibandingkan tawaran dari pemerintah Amerika Serikat namun Indonesia masih melakukan nego lagi agar bisa mendapat bunga pinjaman rendah.