Imbas Tragedi Kanjuruhan, Arema FC Pertimbangkan Untuk Bubar
Trans7News, Malang – Klub sepakbola Arema FC mempertimbangkan untuk bubar, kenapa? Pertimbangan Arema FC bubar dipicu oleh sejumlah masalah yang menerpa mereka belakangan ini. Sebelumnya Arema FC berhubungan dengan Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang.
Pada Minggu (29/1) kembali terjadi insiden, kantor Arema FC di Jalan Mayjen Panjaitan, Malang di demo ratusan Arek Malang. Demo berjalan ricuh, massa melempari kantor dengan batu dan berbuat kerusakan.
Demo tersebut terjadi karena massa merasa Arema FC kurang berempati pada para korban Tragedi Kanjuruhan. 107 orang ditangkap pasca demo, manajemen Arema FC juga mengambil sikap tegas.
Baca Juga : 1Katy Louise Bakal Dinikahi Song Joong Ki, Selamat
Arema FC Pasca Tragedi Kanjuruhan
Arema FC berulang kali menyampaikan pihaknya sudah berusaha maksimal untuk menyelesaikan kasus Tragedi Kanjuruhan, pasca tragedi lalu pihak manajemen juga memberi bantuan langsung kepada para korban dan keluarga.
Komisaris PT Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (PT AABBI) Tatang Dwi juga menyebut pihaknya telah membuka crisis center hingga bantuan hukum.
“Upaya yang dilakukan pasca tragedi dengan membuka crisis center untuk bantu menangani korban, membantu proses gugatan hukum pidana dan perdata, juga menjaga eksistensi klub agar tetap bisa berkompetisi meski mendapat sanksi dan denda” ucapnya.
“Kami juga memberi layanan trauma healing, menjaga klub tetap eksis dan bertahan. Kami paham ada suasana duka berkepanjangan, kami terus berusaha agar kondisi kembali normal” imbuhnya.
Namun dengan adanya perusakan kantor Arema FC oleh fans Arema sendiri, membuat pihak manajemen berpikir dan gelisah, mempertimbangkan untuk Arema FC bubar saja, terlebih kini Arema FC juga sulit bermain di Liga 1 karena ditolak dimana-mana.
Masalah Arema FC: Tragedi Kanjuruhan, Demo Ricuh, Bus Dilempari Batu
Masalah tidak berhenti sampai demo ricuh, pada Minggu (29/1), bus Arema FC yang baru selesai berlaga melawan PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo Sleman juga dilempari batu, hal ini berdampak pada penundaan laga melawan Bali United.
“Kami merespon insiden ini, manajemen dan direksi berkumpul, kita bicarakan bagaimana langkah berikutnya, kita banyak memikirkan masyarakat Malang yang hidup utama dari Arema FC, seperti pedagang, UMKM, dan usaha kecil lainnya. Tapi jika Arema FC dianggap mengganggu, tentu ada pertimbangan tersendiri, kami serahkan pada semua pihak” tutup Tatang Dwi.